Genangan air sudah seperti magnet bagi anak-anak. Genangan air menjadi salah satu arena bermain favorit bagi anak-anak. Kalau anak sudah bermain dengan genangan air, orangtualah yang repot. Kadang jengkel anak berkotor-kotoran, bahkan cemas anak jatuh sakit. Dai-ichi Yochien, taman kanak-kanak di Kumamoto, Jepang, justru mendukung dan mengajak anak untuk bermain dengan alam. Namun, melihat kekhawatiran para orangtua dukungan dan ajakan mereka harus dengan cara yang cerdas.
Untuk itu, Dai-ichi Yochien menggandeng firma arsitektur Hibino Sekkei yang secara fokus mendalami desain fasilitas pendidikan usia dini. Desain yang diusung Hibino Sekkei sangat inovatif. Mereka mempertemukan kebutuhan bermain anak dan keamanan anak dengan mendesain fasilitas yang memiliki lapangan mini di dalamnya.
Meski berada di dalam gedung, lapangan mini ini tak tertutupi oleh atap. Sehingga bila hujan turun, air hujan dapat masuk langsung ke lapangan mini. Lapangan mini ini didesain agar tidak langsung melewatkan air yang masuk, melainkan menampungnya untuk sementara waktu. Maka, Dai-ichi Yochien akan selalu memiliki genangan air raksasa sekaligus tempat bermain anak setelah hujan turun.
Pengelola tenang karena anak dapat bermain dalam pengawasan, orangtua tenang karena pengawasan pengelola menjadikan anak lebih aman, anak pun riang karena bisa bermain di genangan.
![]() |
| Segar: Makan siang di ruang terbuka (dok. Spoon Tamago) |
Uniknya, lapangan ini tak hanya bekerja saat hari hujan. Saat hari kering, lapangan mini dipergunakan untuk permainan lapangan seperti softball atau badminton. Sementara saat musim dingin, lapangan disulap menjadi arena ice skating.
Demi mendukung visi yang diusung Dai-ichi Yochien, gedung taman kanak-kanak juga didesain dengan ruangan terbuka dan banyak tembok kaca untuk memudahkan masuknya cahaya matahari. Hal ini selaras dengan Dai-ichi Yochien yang mengadopsi kurikulum fleksibel dan bebas.
![]() |
| Tembok Kaca: Cahaya matahari masuk semudah melihat menu makan siang hari ini (dok. Spoon Tamago) |
Dai-ichi Yochien juga mendidik untuk menjaga sendiri barang yang mereka miliki. Setiap anak didik diminta untuk membeli sendiri meja dan kursi yang akan mereka pergunakan selama berada di taman kanak-kanak. Saat mereka lulus, meja dan kursi ini akan mereka bawa pulang. Hal ini menjadikan taman kanak-kanak lebih mudah menjaga nilai estetika bersih dan segar karena mebel setiap tahun ajaran baru selalu baru.
Sumber: Inhabitat | Spoon Tamago



Comments
Post a Comment