Umumnya, ketika sekelompok orang bepergian bersama-sama tentunya akan ada biaya-biaya yang muncul. Entah biaya makan, tiket bioskop, atau pun transportasi. Jika ada salah satu dari kelompok tersebut yang memiliki rasa dermawan yang tinggi, tentu tidak akan menjadi masalah. Lain lagi jika ternyata satu sama lain sepakat untuk patungan. Tentu kurang adil jika biaya disamaratakan. Tapi, siapa yang harus bayar berapa?
Hal tersebut nyatanya berlaku juga bagi kawula muda di Inggris sana. Tak kurang dari 10 juta orang hidup dengan berbagi biaya sewa rumah. Biaya-biaya berkelompok lebih sulit dicatat karena hal yang diperhitungkan semakin banyak. Layanan air, listrik, langganan kanal televisi, internet, dan lainnya. Bagaimana akhirnya mereka bisa membaginya seadil-adilnya?
Sebuah startup melihat peluang ini. Mereka meluncurkan Splittable, sebuah aplikasi yang memudahkan dan mencatat pembagian porsi patungan yang harus dibayarkan. Tidak ada keharusan apakah patungan akan disamaratakan atau disesuaikan dengan penggunaan masing-masing, Splittable mengklaim aplikasi ini dapat membagi besaran patungan dengan porsi yang pengguna suka.
Melalui TechCrunch, Founder Splittable, Nick Katz menyatakan bahwa aplikasi Splittable sudah diujicoba oleh lebih dari 1.000 penyewa rumah di London. Kini, Splittable menjadi bagian dari Pi Labs dan tergabung dalam inkubasi startup Open Data Institute.
Konsep berbagi biaya patungan sendiri juga sudah diadaptasi di Amerika, yakni Venmo, dan di Asia ada Kashmi. Secara umum kedua aplikasi ini mirip dengan Splittable, hanya saja Venmo dan Kashmi memiliki sistem pembayaran yang sudah terintegrasi dengan kartu kredit.

Comments
Post a Comment