Teknologi termoelektrik yang telah dipelajari dan diteliti selama hampir 200 tahun semakin menjanjikan. Tahun 2008, Caltech & Universitas California memperkenalkan material bernama silicon-nanowire, yang dapat meningkatkan kemampuan silikon untuk mengubah panas menjadi listrik. Kini, Alphabet Energy, perusahaan startup asal Hayward, California, US, perkenalkan produk berbasis termoelektrik bernama E1.
E1 adalah generator termoelektrik yang dapat mengubah limbah panas pabrik menjadi listrik. E1 mampu hasilkan tegangan 25kw dari buangan mesin diesel sebesar 1000kw. E1 diklaim dapat beroperasi hingga 10 tahun. E1 diperuntukkan pasar industri yang memiliki limbah panas yang cukup tinggi seperti Perminyakan dan manufaktur besi & kaca.
Dalam video dengan durasi 3 menit, Matt Scullin, founder sekaligus CEO dari Alphabet Energy menjelaskan bagaimana E1 dapat menjadi solusi bagi pabrik untuk memanfaatkan energi dari limbah panas pabrik.
Instalasi pun dapat dikatakan sangat mudah. Pabrik cukup salurkan pembuangan uap panas ke E1. Uap panas dilewatkan ke 32 modul termoelektrik. Modul termoelektrik inilah yang akan hasilkan arus DC dari panas uap. Dengan inverter, arus DC yang dihasilkan kemudian diubah menjadi arus AC. Pabrik pun dapat memanfaatkan arus AC tersebut untuk keperluan lainnya. Sebuah radiator juga melengkapi E1 untuk menjaga suhu modul agar tetap rendah.
Modul termoelektrik yang digunakan pada E1 dapat dibongkar-pasang. Selain keperluan maintenance, hal ini juga memungkinkan Alphabet Energy untuk menukar modul lama dengan modul yang memiliki efisiensi lebih besar. Pada awalnya, Alphabet Energy menggunakan modul termoelektrik berbahan silicon-nanowire berlisensi Lawrence Berkerley National Laboratory, US. Awal tahun ini Alphabet Energy beralih menggunakan material Tetrahedrite dari Michigan State University.
Hadirnya E1 menjadi satu terobosan yang signifikan bagi bidang termoelektrik. Meski demikian, Alphabet Energy tak menjadi satu-satunya perusahaan yang fokus pada pemanfaatan termoelektrik. Ada juga GMZ Energy, yang fokus memanfaatkan termoelektrik pada kendaraan sipil juga militer.
Tak mau ketinggalan, Indonesia juga ambil bagian dalam pemanfaatan termoelektrik. Salah satunya, Mahasiswa UGM yang menggunakan termoelektrik untuk hasilkan photovoltaic(PV) yang lebih efisien.

Comments
Post a Comment